Sindrom nefrotik merupakan salah satu jenis penyakit ginjal yang dapat terjadi pada semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi yang menyerang sistem urinaria ini dapat ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan yang telah diresepkan dokter.
Sindrom nefrotik adalah kerusakan pada ginjal yang mengakibatkan kadar protein di dalam urine mengalami peningkatan. Tingginya kadar protein tersebut dapat terjadi karena adanya kebocoran pada bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring darah atau glomerulus.
Jika sindrom nefrotik disebabkan oleh penyakit lain, seperti diabetes atau lupus, dokter akan mengobati penyakit penyebab sindrom tersebut.
Penyebab Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik terjadi karena glomerulus yang berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine mengalami kerusakan. Akibatnya, protein yang seharusnya berada di dalam darah, malah bocor ke urine. Pada kondisi normal, urine tidak mengandung protein.
Sindrom nefrotik terbagi menjadi dua jenis, yaitu sindrom nefrotik primer dan sindrom nefrotik sekunder. Pada sindrom nefrotik primer, glomerulus mengalami perubahan menjadi menebal atau pembentukan jaringan parut, sehingga tidak dapat berfungsi dengan normal.
Sementara, sindrom nefrotik sekunder terjadi karena adanya penyakit lain yang memicu kerusakan pada ginjal. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya sindrom nefrotik sekunder adalah:
a. Penyakit infeksi, seperti sifilis, malaria, hepatitis, kusta, atau penyakit HIV
b. Diabetes
c. Lupus
d. Rheumatoid artritis
e. Kanker
f. Sindrom Sjogren
g. Amyloidosis
h. Henoch-Shonlein purpura
Selain beberapa penyakit tersebut, mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kinerja ginjal, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dapat meningkatkan risiko seseorang menderita sindrom nefrotik.
Gejala Sindrom Nefrotik
Gejala utama sindrom nefrotik adalah edema atau penumpukan cairan di dalam tubuh. Kondisi ini terjadi akibat rendahnya kadar protein dalam darah, terutama albumin. Salah satu peran protein dalam darah adalah menahan cairan di dalam darah. Jika kadar protein kurang, cairan dari dalam pembuluh darah akan bocor dan menumpuk di jaringan tubuh.Pada anak-anak, edema yang disebabkan oleh sindrom nefrotik dapat diketahui dari pembengkakan di wajah. Sementara pada orang dewasa, edema dapat terlihat dari pembengkakan tumit, betis, dan paha.
Gejala lain dari sindrom nefrotik yang dapat muncul antara lain:
a. Urine yang berbusa
b. Diare
c. Mual
d. Lesu dan hilang nafsu makan
e. Berat badan meningkat
Diagnosis Sindrom Nefrotik
Pada pemeriksaan awal, dokter akan bertanya seputar gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta memeriksa kondisi fisik pasien. Apabila dari pemeriksaan awal pasien diduga menderita sindrom nefrotik, maka pemeriksaan lanjutan akan dilakukan, seperti:a. Tes urine, untuk melihat ada tidaknya protein yang bocor
b. Tes darah, untuk mengetahui penyebab sindrom nefrotik
c. Biopsi ginjal, untuk memeriksa jaringan ginjal melalui mikroskop
Pengobatan Sindrom Nefrotik
Penanganan sindrom nefrotik dilakukan berdasarkan penyebabnya. Umumnya, ada beberapa obat yang dapat diberikan pada penderita sindrom nefrotik, yaitu:1. Obat kortikosteroid, untuk menangani peradangan yang terjadi pada ginjal atau penyakit peradangan penyebab sindrom nefrotik
2. Obat antihipertensi, untuk menurunkan tekanan darah yang bisa meningkat ketika terjadi kerusakan ginjal
3. Obat diuretik, untuk membuang cairan yang berlebihan di dalam tubuh agar mengurangi gejala edema
4. Obat pengencer darah, untuk mengurangi risiko penggumpalan darah akibat komplikasi sindrom nefrotik
5. Obat antibiotik, untuk mencegah infeksi akibat komplikasi sindrom nefrotik
Dokter juga akan mengatur pola makan pasien. Pasien perlu mencukupi asupan protein, serta mengurangi konsumsi garam, lemak, dan kolesterol untuk mencegah komplikasi dan mengurangi edema.
Komplikasi Sindrom Nefrotik
Jika tidak ditangani dengan baik, sindrom nefrotik dapat menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti:a. Hipertensi
b. Hypoalbuminemia atau kadar albumin rendah dan
c. Edema anasarka
d. Kolesterol tinggi
e. Pembentukan gumpalan darah
f. Rentan terkena infeksi
g. Penyakit gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis
Pencegahan Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik yang belum diketahui penyebabnya cukup sulit untuk dicegah. Namun, sindrom nefrotik yang muncul karena penyakit lain dapat dicegah dengan mengobati penyakit yang menjadi penyebabnya. Contohnya, penderita diabetes perlu minum obat pengontrol gula darah serta menjalani pola makan yang lebih sehat sesuai anjuran dokter.Langkah selanjutnya adalah mencegah komplikasi akibat sindrom nefrotik, salah satunya gagal ginjal akibat kerusakan permanen pada ginjal. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalani pengobatan, serta disiplin dalam menjalani pola hidup sehat sesuai dengan anjuran dokter.